28 Nov 2015

Mewujudkan Banda Aceh Smart City

Oleh : Muhammad Syarif*
Kota yang maju senantiasa berevolusi dan bertranspormasi menuju optimalisasi pelayanan publik. Pemerintahan Banda Aceh terutama menyangkut aspek tata kelola telah teruji dilevel nasional. Berbagai prestasi diraih dalam berbagai bidang meliputi: Tatakelola Pemerintahan, Keuangan Daerah, Pendidikan, Transportasi, Tata Ruang, Kebersihan, Lingkungan Hidup dan Kesehatan.
Pondasi menuju Banda Aceh menjadi Smart City sejak tahun 2010 telah diletakkan pondasi dengan menggadeng Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Langkah awal menyususn Master Plan Information and Communication Technology (ITC). Dokumen Master Plan ITC (baca e-Govermnent), sejatinya sebagai Panduan dalam pengembangan ITC dilingkungan Pemerintah Kota Banda Aceh, mengingat sejak Tahun 2015 Banda Aceh sudah mendeklarasikan sebagai Smart City. Berdasarkan Kajian @America tiga Kota di Indonesia dijadikan Model Smart City, yaitu: Banda Aceh, Bandung dan Bayuwangi.

Tidak dapat dipungkiri, kini Banda Aceh sudah Banyak meraih prestasi dibidang tata kelola pemerintahan berkat penerapan e-Goverment dalam menunjang produktifitas kinerja dan SKPD dan optimalisasi pelayanan publik bagi masyarakat. Berbagai terobosan kongkrit dilakukan oleh Walikota Banda Aceh guna mewujudkan Smart City. Setidaknya ada 73 Aplikasi kini berjalan di Kota Banda Aceh jika diklasterkan menjadi 2 Fokus Utama yaitu Aplikasi yang sifatnya berlaku internal bagi Aparatur Pemko Banda Aceh dan Aplikasi yang sifatnya Eksternal yang dirasakan langsung oleh masyarakat Kota sebagai penggunanya. 



Jika Kota Bandung dan Jakarta mengadeng beberapa perusahaan ternama sebut saja Huawei dan Erricsson dalam pengembangan Smart City. Banda Aceh ternyata memaksimalkan peran aparatur dilingkungan Pemerintah Kota Banda Aceh. Maka wajar jika Bandung dengan konsep Command Center menjadi andalannya. Apalagi sang Walikotanya yang merupakan Ahli Arsitek sangat lihai dalam memainkan seninya dalam menata Kota Bandung. Kalau di Bandung ada Ridwan Kamil, di Banda Aceh ada Ir. Mawardy Nurdin, M.Eng.Sc (alm) yang kini dilanjutkan oleh srikandi Illiza Sa`aduddin Djamal, Politisi Partai Pembangunan.
Suasana bedah ITC dengan Ibu Mira Tenaga Ahli IT Bappeda
Bandung dalam aspek e-Goverment akan membangun “Silicon Valley” dengan  bahasa sederhana Technopolisnya Bandung. Lalu Banda Aceh dengan Konsep Cyber Islami”. Apapun jargon yang dipakai, yang paling penting adalah membangun karakter building Aparatur, jauh lebih penting karena merekalah sebagai pengendali utama e-Goverment.
Smart City atawa Kota cerdas dalam banyak hal termasuk didalamnya kecerdasan emosional dan religius menjadi penting. Jika tidak maka konsep Smart City menjadi bumerang bagi generasi yang akan datang. Disinilah dunia pendidikan memainkan peran utamanya dalam rangka mengharmonisasi konsep Smart City yang sudah mengglobal di tataran siklus kehidupan abad modern ini. Disamping itu pula saat ini Pemko Banda Aceh sedang melakukan revisi master plan ITC guna menyesuaikan dengan kondisi kekinian.

*Kepala UPTB e-Kinerja PNS Kota Banda Aceh dan Konsultan e-Goverment  pada aascenter

Tidak ada komentar: